HukumIlmu HukumMateri HukumOpiniTata Negara

Membangun Literasi Hukum Berlandaskan Pancasila: Menuju Negara Hukum yang Adil dan Bermartabat

Probo Pribadi S.M
168
×

Membangun Literasi Hukum Berlandaskan Pancasila: Menuju Negara Hukum yang Adil dan Bermartabat

Sebarkan artikel ini
Membangun Literasi Hukum Berlandaskan Pancasila: Menuju Negara Hukum yang Adil dan Bermartabat
Ilustrasi Gambar oleh Redaksi

Literasi Hukum – Pancasila, dasar negara Indonesia, memiliki peran fundamental dalam membangun literasi hukum di tanah air. Artikel ini membahas pentingnya literasi hukum dan bagaimana Pancasila menjadi landasannya, termasuk penerapannya dalam pendidikan hukum, sistem peradilan, dan pembentukan kebijakan hukum.

Pendahuluan

Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia memiliki peran yang sangat fundamental dalam membangun literasi hukum di tanah air. Literasi hukum merupakan kemampuan untuk memahami, mengakses, dan menggunakan informasi terkait hukum secara efektif. Literasi hukum menjadi aspek yang sangat penting dalam mewujudkan negara hukum yang adil, demokratis, dan bermartabat. Dalam konteks Indonesia, literasi hukum tidak dapat dipisahkan dari nilai-nilai luhur Pancasila. Pancasila menjadi sumber nilai, etika, dan moral yang melandasi pembentukan dan penegakan hukum di Indonesia.

Pentingnya peran Pancasila dalam literasi hukum di Indonesia dapat dilihat dari beberapa hal, yakni:

  1.  Pancasila menjadi landasan filosofis bagi sistem hukum Indonesia;
  2. Pancasila menekankan pentingnya perlindungan dan penghargaan terhadap hak asasi manusia (HAM);
  3. Sila Persatuan Indonesia menjadi landasan bagi terciptanya hukum yang mampu mempersatukan bangsa Indonesia yang majemuk;
  4. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan menjadi landasan bagi pembentukan hukum yang demokratis dan melibatkan partisipasi rakyat; dan
  5. Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia menekankan pentingnya keadilan dalam pembentukan dan penegakan hukum.

Dalam upaya membangun literasi hukum di Indonesia, Pancasila menjadi landasan moral, etika, filosofis, dan prinsip-prinsip dasar yang harus dijunjung tinggi. Literasi hukum di Indonesia harus senantiasa berpedoman pada nilai-nilai luhur Pancasila agar sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagai negara hukum yang adil dan bermartabat. Di tengah derasnya arus informasi dan masuknya pengaruh budaya asing, masyarakat Indonesia harus tetap berpegang teguh pada jati diri bangsa yang bersumber dari Pancasila. Selain itu, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat juga menuntut adanya literasi hukum yang kuat.

Pancasila Sebagai Dasar Negara

Pancasila merupakan dasar negara Republik Indonesia yang memuat nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Pancasila terdiri dari lima sila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Dasar Hukum Pancasila sebagai Dasar Negara, antara lain:

  1. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat, disebutkan bahwa “Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.”
  2. Ketetapan MPR No. XX/MPRS/1966, dalam Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 dinyatakan bahwa “Menetapkan: Pancasila sebagaimana dimaksud dalam Piagam Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (Tap MPRS No. XIX/MPRS/1965) adalah sumber dari segala sumber hukum di Indonesia.”
  3. Ketetapan MPR No. III/MPR/2000, dalam Ketetapan MPR No. III/MPR/2000 tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan disebutkan bahwa “Sumber hukum dasar nasional adalah Pancasila sebagaimana tertulis dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.”
  4. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dalam Pasal 36A UUD 1945, disebutkan bahwa “Lambang negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.” Hal ini menunjukkan bahwa Pancasila merupakan dasar negara Indonesia.

Sebagai dasar negara, Pancasila memiliki kedudukan yang sangat fundamental dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Pancasila menjadi landasan filosofis, landasan idiil, landasan normatif, landasan konstitusional, dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Seluruh aspek kehidupan bernegara, baik dalam bidang politik, hukum, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan harus bersumber dan berpedoman pada nilai-nilai Pancasila. Seluruh peraturan perundang-undangan, baik di tingkat pusat maupun daerah, harus bersumber dan tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. 

Dalam bidang hukum, Pancasila menjadi sumber dari segala sumber hukum di Indonesia. Pembentukan dan penegakan hukum di Indonesia harus senantiasa berlandaskan pada Pancasila agar sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. Pancasila memiliki kedudukan yang sangat penting sebagai dasar negara Indonesia. Hal ini didasarkan pada dasar hukum yang jelas, baik dalam Pembukaan UUD 1945, Ketetapan MPR, maupun dalam UUD 1945 sendiri. Pancasila menjadi landasan utama dalam seluruh aspek kehidupan bernegara, termasuk dalam bidang hukum di Indonesia.

Literasi Hukum

Literasi hukum (legal literacy) dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk memahami, mengakses, dan menggunakan informasi terkait hukum secara efektif. Literasi hukum merupakan aspek penting dalam mewujudkan negara hukum yang adil dan demokratis, serta menjamin perlindungan dan pemenuhan hak-hak warga negara. Literasi hukum adalah kemampuan memahami, mengakses, menganalisis, dan menggunakan informasi hukum secara efektif untuk menyelesaikan permasalahan hukum, menegakkan keadilPancasila berpartisipasi dalam pembentukan dan penegakan hukum yang adil dan bermartabat sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Literasi hukum mencakup beberapa kemampuan, antara lain:

  1. Memahami konsep-konsep dasar hukum, seperti peraturan perundang-undangan, hak dan kewajiban warga negara, proses peradilan, dan lembaga penegak hukum;
  2. Mengakses dan memperoleh informasi terkait hukum dari berbagai sumber, seperti peraturan perundang-undangan, putusan pengadilan, dan sumber informasi lainnya;
  3. Menganalisis dan menginterpretasikan informasi hukum secara kritis dan objektif;
  4. Menggunakan informasi hukum untuk memahami dan menyelesaikan permasalahan hukum yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari; dan 
  5. Berpartisipasi dalam proses pembentukan dan penegakan hukum dengan memberikan masukan dan kritik yang konstruktif.

Pentingnya literasi hukum di Indonesia didasarkan pada beberapa dasar hukum, antara lain:

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

Dalam Pasal 28C ayat (1) UUD 1945, disebutkan bahwa Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia. Pasal ini menjadi dasar konstitusional bagi setiap warga negara untuk memperoleh pendidikan, termasuk pendidikan terkait literasi hukum.Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum;

Undang-undang (UU) Nomor 16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum

Dalam Pasal 2 UU Bantuan Hukum, disebutkan bahwa Bantuan Hukum dilaksanakan berdasarkan asas:

  1. keadilan;
  2. non-diskriminasi;
  3. keterbukaan;
  4. efisiensi;
  5. efektivitas; dan
  6. akuntabilitas.

Salah satu tujuan bantuan hukum adalah untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang hukum, yang merupakan bagian dari upaya literasi hukum.

Peraturan Presiden Nomor 25 Tahun 2022 tentang Kebijakan Satu Data Indonesia;

Dalam Perpres 25/2022, disebutkan bahwa salah satu tujuan Kebijakan Satu Data Indonesia adalah meningkatkan literasi data bagi seluruh pemangku kepentingan. Meskipun fokus utamanya adalah literasi data, namun literasi hukum juga menjadi bagian penting dalam upaya meningkatkan literasi data, terutama terkait dengan peraturan perundang-undangan di bidang data dan informasi.

Dengan demikian, literasi hukum memiliki dasar hukum yang kuat dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia. Pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan memiliki kewajiban untuk meningkatkan literasi hukum di masyarakat guna mewujudkan negara hukum yang adil, demokratis, dan bermartabat.

Penerapan Pancasila dalam Pendidikan Hukum

Penerapan nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan hukum dapat dilakukan melalui berbagai cara, antara lain :

  1. Mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam kurikulum dan materi pembelajaran hukum;
  2. Mempraktikkan nilai-nilai Pancasila dalam proses belajar mengajar, seperti musyawarah, menghargai perbedaan pendapat, dan menjunjung keadilan; dan
  3. Mengadakan kegiatan-kegiatan yang mendorong masyarakat untuk mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan menerapkan Pancasila dalam pendidikan hukum, diharapkan akan terbentuk orang-orang yang memiliki integritas, bermoral, dan berkomitmen untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pendidikan hukum yang berlandaskan Pancasila akan melahirkan generasi hukum yang mampu menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, menghargai keragaman, serta menegakkan supremasi hukum dengan penuh kebijaksanaan dan keadilan.

Pancasila dalam Sistem Peradilan Indonesia

Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia menjadi landasan utama dalam pelaksanaan sistem peradilan di Indonesia. Nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila harus menjiwai seluruh proses peradilan, mulai dari pembentukan hukum acara, pelaksanaan persidangan, hingga penjatuhan putusan. Hal ini memiliki dasar hukum yang kuat dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia.

Peran Pancasila dalam Pembentukan Kebijakan Hukum

Dasar Hukum Pancasila dalam Sistem Peradilan Indonesia, antara lain :

Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

Dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat, disebutkan bahwa “Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.”

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

Dalam Pasal 24 ayat (1) UUD 1945, disebutkan bahwa “Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan.”

Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman;

Dalam Pasal 2 ayat (2) UU Kekuasaan Kehakiman, disebutkan bahwa “Peradilan negara menerapkan dan menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila.”

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia;

Dalam Pasal 2 ayat (1) UU Kejaksaan, disebutkan bahwa “Kejaksaan Republik Indonesia adalah lembaga pemerintah yang melaksanakan kekuasaan negara di bidang penuntutan serta kewenangan lain berdasarkan undang-undang yang dilandasi dengan sila-sila dari Pancasila.”

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat;

Dalam Pasal 2 UU Advokat, disebutkan bahwa “Advokat adalah orang yang berprofesi memberi jasa hukum, baik di dalam maupun di luar pengadilan yang memenuhi persyaratan berdasarkan ketentuan Undang-Undang ini,” yang berarti advokat juga harus menjalankan profesinya berdasarkan Pancasila sebagai dasar negara.

Berdasarkan dasar hukum tersebut, Pancasila menjadi landasan utama dalam pelaksanaan sistem peradilan di Indonesia. Nilai-nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan Sosial harus tercermin dalam setiap proses peradilan, mulai dari pembentukan hukum acara, pelaksanaan persidangan, hingga penjatuhan putusan. Dengan mengimplementasikan Pancasila secara utuh dalam sistem peradilan, diharapkan akan terwujud peradilan yang adil, bermartabat, dan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagai negara hukum yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Kesimpulan

Pancasila memiliki peran yang sangat fundamental dalam membangun literasi hukum di Indonesia. Nilai-nilai luhur Pancasila menjadi landasan filosofis, etika, moral, dan prinsip-prinsip dasar bagi sistem hukum dan literasi hukum di tanah air. Sila-sila dalam Pancasila, seperti Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, menjadi pedoman dalam mewujudkan negara hukum yang adil, bermartabat, dan sesuai dengan cita-cita bangsa.

Pancasila berperan sebagai sumber nilai dan landasan etis dalam pembentukan dan penegakan hukum, landasan perlindungan HAM, landasan terciptanya hukum yang mempersatukan keragaman, dasar pembentukan hukum yang demokratis dan melibatkan partisipasi rakyat, serta landasan terwujudnya keadilan sosial dalam penegakan hukum. Penerapan Pancasila dalam pendidikan hukum, sistem peradilan, dan pembentukan kebijakan hukum menjadi kunci agar literasi hukum di Indonesia benar-benar berlandaskan pada nilai-nilai luhur bangsa. Dengan demikian, literasi hukum akan mampu mewujudkan negara hukum yang adil, bermartabat, dan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia.

Referensi

  1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
  2. Ketetapan MPR No. III/MPR/2000 tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan.
  3. Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman.
  4. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia.
  5. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat.
  6. Buku “Pancasila dalam Tertib Hukum Indonesia” oleh Moh. Mahfud MD (2022).
  7. Jurnal “Peran Pancasila dalam Pembangunan Hukum di Indonesia” oleh Yance Arizona (2021) dalam Jurnal Hukum UNNES.
  8. Jurnal “Implementasi Nilai-Nilai Pancasila dalam Pendidikan Hukum di Indonesia” oleh Asri Agustiwi dan Wiwik Sri Widiarty (2020) dalam Jurnal Civics.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Literasi Hukum
Opini

Artikel ini membahas pentingnya literasi hukum, mengetahui keterkaitan antara hukum dan keadilan dalam sistem hukum Indonesia, serta upaya yang dilakukan pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi sistem peradilan dan memberikan perlindungan hukum yang lebih baik bagi seluruh warga negara.

Makna Pancasila sebagau rechtsidee
Opini

Literasi Hukum – Artikel ini membahas tentang rechtsidee atau cita hukum dalam konteks hukum di Indonesia, khususnya terkait dengan Pancasila sebagai cita hukum yang menjadi landasan hukum bangsa Indonesia. Artikel ini juga…