Memasuki awal tahun 2025, Universitas Prima Indonesia (UNPRI) dengan penuh semangat bersiap untuk berpartisipasi dalam ajang Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) Nasional, sebuah kompetisi bergengsi yang tidak hanya menjadi wadah bagi mahasiswa untuk mengembangkan inovasi dan kreativitas dalam berbagai bidang, tetapi juga sebagai ajang prestasi yang menuntut peserta untuk mampu menciptakan solusi konkret terhadap berbagai permasalahan masyarakat.
Sebagai bentuk keseriusan dan komitmen dalam menghadapi tantangan kompetisi ini, kami tim mahasiswa UNPRI yang terdiri dari Rusmita Sari dari Fakultas Hukum dan rekan Sabina Widyarani (Hukum), Dinda Ummairah (Hukum), M. Ibrahim Hasibuan (Hukum), dan Felix (Psikologi), dengan bimbingan dari Dosen Pendamping Dr. Windania Purba, S.Kom., M.Kom., telah mengambil langkah inisiatif dengan melakukan berbagai observasi lapangan, serta analisis sebelum pengumuman resmi kompetisi PKM.
Jika ditinjau dari data Kepolisian Daerah Sumatera Utara, tingkat kriminalitas remaja di Kota Medan meningkat 20% dalam lima tahun terakhir (2019-2023), dengan 60% di antaranya terlibat dalam penyalahgunaan atau peredaran narkoba. Tim kami secara khusus mengarahkan fokus penelitian pada fenomena juvenile delinquency atau kenakalan remaja, yang selama ini menjadi salah satu isu sosial yang semakin kompleks dan memerlukan pendekatan inovatif dalam penanganannya. Juvenile delinquency atau yang dikenal dengan kenakalan remaja. Menurut Romli Atmasasmita, setiap perbuatan atau tingkah laku seseorang anak dibawah umur 18 tahun dan belum kawin yang merupakan pelanggaran terhadap norma-norma hukum yang berlaku serta dapat membahayakan perkembangan pribadi si anak yang bersangkutan.
Dalam kesempatan ini, kami memilih mitra dari kalangan panti asuhan yang berada di Kota Medan, yaitu Panti Asuhan Zending Kota Medan dan Panti Asuhan Putri Aisyiyah Kota Medan. Pemilihan mitra ini bukan tanpa alasan, melainkan didasarkan pada pertimbangan mendalam terhadap berbagai tantangan yang dihadapi anak-anak asuh di panti, terutama dalam aspek psikososial dan perkembangan diri. Berdasarkan riset kami, bahwa anak-anak di panti asuhan cenderung lebih rentan terhadap berbagai perilaku negatif, seperti kenakalan remaja, rendahnya rasa percaya diri, serta munculnya perasaan iri atau ketidakpuasan akibat perbandingan sosial dengan anak-anak lain di luar panti. Selain itu, secara psikologis, mereka juga sering mengalami keterbatasan dalam aspek personal growth (pengembangan diri) serta psychological well-being (kesejahteraan psikologis), yang dapat berdampak pada resiliensi anak.
Dalam upaya memahami sejauh mana remaja panti mengenali tren kenakalan remaja saat ini, tim melakukan observasi dengan melakukan wawancara lewat pendekatan diskusi ringan kepada para remaja panti dan pihak pengasuh. Pendekatan ini bertujuan untuk menguji pemahaman mereka, terkait berbagai bentuk perilaku menyimpang yang tengah marak di kalangan remaja, seperti permainan judi slot online dan pergaulan bebas. Dari hasil wawancara yang telah dilakukan, ditemukan bahwa beberapa remaja panti cukup mengetahui tentang kenakalan tersebut, baik dari lingkungan sekitar maupun media sosial, namun mereka tidak terlibat secara langsung dalam aktivitas tersebut.
Selain itu, tim juga melakukan wawancara dengan pihak pengasuh panti untuk mendapatkan perspektif lebih luas mengenai perilaku dan keseharian anak asuh di lingkungan panti. Berdasarkan pemantauan yang dilakukan oleh pihak pengasuh, remaja panti cenderung masih terlibat dalam bentuk kenakalan ringan, seperti berbohong, berkelahi, malas belajar, serta terkadang malas menjalankan ibadah tepat waktu. Kemudian pihak pengasuh tidak melakukan pengawasan yang mendalam terkait perkembangan diri anak asuh, seperti meninjau aktivitas anak dalam bermain handphone. Menurut opini tim, hal ini merupakan ruang yang apabila tidak diisi dengan kegiatan positif, akan menimbulkan dampak buruk.
Yang menarik perhatian tim kami dalam penelitian ini adalah kondisi di Panti Asuhan Zending Kota Medan, di mana panti tersebut masih menghadapi berbagai keterbatasan, terutama dalam aspek pemberdayaan anak asuh, kesenjangan dalam berbagai aspek, baik dari segi fasilitas, pendidikan, maupun kesempatan yang dimiliki anak-anak panti dibandingkan dengan anak-anak di luar panti yang menjadi salah satu tantangan untuk perlu diperhatikan. Juga tak kalah penting, kondisi perekonomian panti yang belum optimal, dimana panti masih menghadapi keterbatasan dalam pendanaan untuk memenuhi kebutuhan operasional sehari-hari.
Oleh karena itu, untuk hasil observasi sementara ini tim kami berharap dapat memberikan kontribusi positif yang berkelanjutan pada panti asuhan, yang dimana inovasi tersebut dapat dituangkan pada Kompetisi PKM Nasional 2025.